Minggu, 20 Desember 2009

Aku Bertanya-tanya pada...

Aku bertanya-tanya...
Aku bertanya-tanya pada mataku...
Siapa dan apa yang kau pandang???
Jawabnya...Sebenarnya aku hanya ingin memandangNYA dan memandang kebaikan dariNYA
Namun kau tak izinkan aku...ku

Aku bertanya-tanya...
Aku bertanya-tanya pada telingaku...
Apa yang kau dengar???
Jawabnya...
Sebenarnya aku hanya ingin MendengarNYA dan kebaikan KitabNYA
Namun kau tak izinkan...ku

Aku bertanya-tanya...
Aku bertanya-tanya pada mulutku...
Apa yang kau bicarakan???
Jawabnya...
Sebenarnya aku hanya ingin berbicara tentangNYA dan kebaikanNYA
Namun kau tak izinkan...ku

Aku bertanya-tanya
Aku bertanya-tanya pada hidungku...
Apa yang kau hirup dan kau cium???
Jawabnya...
Sebenarnya aku hanya ingin menghirup kesegaran NafasNYA dan mencium parasNYA
Namun kau tak izinkan...ku

Aku bertanya-tanya
Aku bertanya-tanya pada kulitku...
Apa yang kau sentuh???
Jawabnya...
Sebenarnya aku hanya ingin menyentuh kehalusanNYA
Namun kau tak izinkan...ku

Yaa Rabb...
Sebiadab inikah aku???
Sekotor inikah aku???
Hingga aku tak pernah bisa Izinkan mereka...

Ya Robb...
jika memang aku harus...
aku yakin JalanMU ada untukku...

Sabtu, 19 Desember 2009

Abstrak

Kosong...
Mungkin...Kosong
Ada...
Mungkin...Ada
Berwarna...
Mungkin...Berwarna
Pudar...
Ah...Jangan
Gambar...
Mungkin...Gambar
Wajah...
Mungkin juga...
Gambaran tentang sesuatu...
Mungkin...
Gambaran Hati...
Ya...Bisa saja
Gambaran Jiwa...
Mungkin...Jiwa hampa, duka, bahagia...
Apakah Sketsa...
Mungkin...siluet alam...
Atau...seseorang...
Mungkin...
Mungkin saja...
Ah...membingungkan...
Memang...
Benar...
Dan harus seperti itu...
Mungkin...
Mungkin juga tak harus...
Lalu apa maksudnya...
Entahlah...
Mungkin...
Mungkin juga...
Mungkin saja...
Bila...
Bila saja...
Bila saja aku tahu...
Mungkin...
Jawab saja...
Atau...
Tanya saja Pada NYA
Ya...
Mungkin itu jawabnya...

Jumat, 18 Desember 2009

MURKA

Murka...aku rasakan itu dari
sebuah kesesatan dalam Ku berpikir dan tentukan jalan tuk ungkapkan pikir Ku dengan kata maupun laku.

Murka...aku sadari itu, seperti Ku melempar mereka dengan TAIK.
Murka...Ku pada Ku,
atas kesesatan yang biadab Ku tanpa bisa menoleh.

Murka...dia dan mereka pada KU, atas apa yang menjadi keras dan bodoh Ku BIADAB.

Murka...mereka dan dia ditengah Ku mencoba putihkan sebelanga tinta hitam.

Murka...Ku pada Ku, mu pada Ku, mereka pada Ku
biadab Ku pada mu, pada mereka dan pada Ku.

Murka...Mu...?
Jangan...dan tidak Ya Robb...

Sesungguhnya KU hanya ingin berjalan tegak di jalan Mu
untuk Mu
untuk Ku
untuk mereka

Murka...atas kesesatan yang akan menghantui Ku selama hidup Ku
namun Ku tak akan berhenti untuk atau diam
dengan Ku untuk tidak biadab.